Narasi BlogSpot

MEMBACA,MENAMBAH WAWASAN____MENULIS,MEMPERTAJAM ANALISA___DISKUSI,MEMBUKA CAKRAWALA

Jumat, 16 November 2012

Kekuatan Diksi dalam Narasi

                                            Scribo Ergosum; Aku Menulis maka aku ada
"eksistensi diri dinilai dari kepiawaian menyusun diksi dalam narasi"

Kata merupakan salah satu alat primer komunikasi manusia. ketepatan dalam pemilihan kata, berdampak pula pada ketepatan emosi yang akan disampaikan, pun sebaliknya.

"The True Power of Water" sebuah buku mungil dari Masaru Emoto
memberikan sebuah deskripsi betapa pilihan kata berdampak pada hasil kristalisasi air. dalam percobaanya: Segelas air putih dgn tempelan kertas bertuliskan cinta/trimakasih, setelah dilihat dengan mikrosof ternyata air mampu membentuk kristal yang sangat cantik. begitu pula sebaliknya dengan diksi negatif seperti benci/ jelek, air tak mampu membentuk kristal. bagaimana jika gelas tersebut ditempel dgn "bismillah"?? bagaimanakah bentuk kristal yang dihasilkan?? kemudian bagaimana dampak terhadap organ tubuh serta kondisi psikis jika air itu diminum???

atau contoh sederhana....
ketika  seseorag melihat film  atau membaca sebuah buku, beberapa diantara kita akan mudah terkesan dengan kalimat tertentu dalam suatu dialog maupun pesan tersurat. seperti..
"terkadang kita perlu berputar menjadi sesuatu yang bukan kita demi menjadi diri kita lagi- perahu kertas"
--> sebuah narasi yang singkat, namun kalimat ini mewakili penjelasan sebuah proses pencarian jati diri manusia, ataupun ketepatan, kenyamanan individu pada segmen tertentu apapun itu... karir, cinta... apapun.
"manusia akan melakukan apapun yang mampu ia lakukan hingga takdirnya terungkap- the last samurai"
--> penjelasan bahwa manusia sangat terbatas dalam meraba sebuah takdir  yang akan hadir pada dirinya, maka keputusan yang dilakukan adalah melakukan hal sebaik mungkin.
"kau memiliki seluruh dunia disini (menunjuk otak), kamu hanya perlu sedikit melihat jauh dari apa yang bisa kamu lihat- the gifted hands"
--> pesan singkat dari seorang ibu kepada anaknya yang mengalami krisis atas kemampuan diri, mengisyaratkan bahwa perlu melihat jauhhh lebih luas, tidak fokus pada kelemahan namun pada sebuah potensi diri. persuasi positif sang ibu... mampu meningkatkan keyakinan atas kemampuan diri.
atau kutipan dari dialog di film "cahaya diatas cahaya"
arya: menurut kamu boneka apa ini? harimau atau serigala?(boneka dengan dua kepala, harimau dan srigala di kedua sisi atas dan bawah)
raya: boneka manusia..
arya: penjelasanya??
raya: harimau tidak mungkin bisa menjadi menjadi srigala, dan srigala mustahil menjadi harimau, namun manusia mampu menjadi keduanya.
--> obrolan santai dengan makna yang cukup menggelitik..  pencitraan diri manusia atas segala pola tingkah lakunya terdeskripsi dengan nyata melalui stimulus boneka.


Diksi... sebuah pilihan kata..
Mampu menjadi jendela untuk melihat, siapa dibalik penyusunnya, apa tujuanya, untuk siapa, hingga kedalaman rasa yang ingin dipersembahkan dalam mencandra.
namun ia juga mampu menjadi alat yang cukup kamuflatif, menjadi topeng atas ketidakmampuan atau ketidakmauan  diri mengenai suatu hal, bahkan ia bisa hadir sebagai pembunuh pada sistem kolektifitas.