Terimakasih atas indahnya jalan
cinta ini...
Jiwa yang bebas lepas, tanpa belenggu, tanpa
batas...
Tatanan verbalisasi yang begitu indah
mengalir hingga membisukan tatanan sistem para pemain laga ...
Ekspresi emosi yang tuntas terluap atas
setiap manufer yang tersaji ...
Dan raga yang tak kenal lelah menapaki setiap
langkah, menuju sajian indahnya katulistiwa ...
Kini ketika sebuah kalimat sakti yang mampu
menggoncangkan wilayah langit telah terucap, ketika lima keping dinnar menjadi
mahar atas perhelatan dan para saksi penghuni bumi dan langit mengucap “baarokallohu
laka wa baaroka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khoir” atas perhelatan yang
tersaji pada dua insan maka...... seluruh jiwa, verbal, ekspresi emosi, hingga
raga akan teruji dalam bingkai mistaq gholidho.
Tibalah saatnya hijrah ke pulau sebrang ...
Hijrahku atas nama cinta... cintaku padaMU,
Hijrahku atas nama taat... taatku padaMU,
Hijrahku atas nama kehambaanku padaMU tuk taat pada
lelaki yang kini, dengan ketaatanku padanyalah yang akan membawaku padaMU.
Dalam kesendirian hijrahku, Pergejolakan manusiawiku
tetiba tak tertahan.
Ragaku singgah di negeri awan, namun angganku melayang
pada kaleidoskop tanah kelahiranku, pada kedua manusia tercinta dimana restunya
telah menyertai setiap langkahku, serta seluruh “aku dengan segala atmosfer
terdahulu”.
Wahai penulis skenario hidupku, mampukan hambaMU
Wahai penulis skenario hidupku, mampukan hambaMU
Sebulan setelah perhelatan indah itu
terlaksana, KAU kirimkan sebuah hadiah yang begitu indah, yang terus berkembang
didalam tubuhku. Sebuah titipan dariMU yang akan menjadi penerus generasi
ummatMU, dalam sujud ku bergema “Allahumaj’alnii mukima shollat wa min
dzuriyatii, robbana wa taqobal du’a”.
Wahai pemilik jiwa... izinkan
jalan cinta ini berawal, berlangsung, dan berakhir atas namaMU.
Zona baru,
ketika diri menjadi muhajir dan berkumpul dengan kaum ansor sebagai
sebuah satu kesatuan yang bernama bani ghoni (sebuah keluarga besar keturunan
india pakistan yang bermukim di pulau kalimantan selatan). Hati ini bersuara,
ENGKAU bersamaku, tuntun hamba ya Robb.... sungguh ini benar-benar zona baru
dimana sangat berbeda dengan sajian hidupku sebelumnya.
Kala subuh,
lamunanku tersadar dengan panggilanMU.... dan tubuh lelaki disampingku bergerak
memenuhi panggilanMU, disetiap panggilanMU menuju rumahMU dan berkumpul dengan
seluruh hamba yang mencintaiMU.
KAU tau.... itu sangat melegakanku,
terimakasih telah mengirim lelaki perkasa yang mampu menempuh perjalanan
terjauh, terpanjang, dan terberat pada setiap panggilanMU. Bagiku lelaki
perkasa bukan dia yang mampu menaiki puncak tertinggi dari pegununganMU di
berbagai wilayah, bukan dia yang mampu melakukan perjalanan terpanjang mengelilingi
bumi, bukan dia yang mampu menyelam ke dasar laut terdalam. Tapi dia yang
memenuhi panggilanMU dimanapun, dalam kondisi apapun. Demi zat yang jiwaku ada di gengamanNya, terimakasih
atas indahnya jalan cinta ini...
Rasa yang tak logis ataukah logika yang tak
berasa, dalam perjalananya telah bermuara pada mitsaq gholidha, karena
segalanya berawal, berjalan, dan berakhir atas nama Illahi Robbi