Narasi BlogSpot

MEMBACA,MENAMBAH WAWASAN____MENULIS,MEMPERTAJAM ANALISA___DISKUSI,MEMBUKA CAKRAWALA

Minggu, 28 November 2010

wacana

dunia akademik adalah sebuah dunia yang sangat menyenangkan. disana kita diwacanakan dengan berbagai teori yang sangat idealis, ditemukan di forum diskusi dan disampaikan secara sistematis dengan verbalisasi ataupun narasi tertulis.

penghargaan diberikan bagi mereka  yang dianggap memiliki wacana  luas, serta mampu menunjukkan pada sebuah forum ilmiah. begitu idealis.. dengan teori yang sedemikian idealis menuntut deskripsi realita yang tidak jauh berbeda, pada ranah kognisi mereka.

perguruan tinggi merupakan tempat wacana keilmuan. mahasiswa terkadang terlalu dininabobokkan dengan teori yang begitu idealis, bahkan  mahasiswa yang telah lulus adalah individu yang siap untuk diajarkan pada bidang tertentu pada pekerjaan tertentu.

beberapa lapangan pekerjaan menuntut individu yang siap kerja. bukan lagi individu yang membutuhkan training terlebih dahulu baru bekerja.hal ini yang menyebabkan "culture shock" (kagetnya mahasiswa dengan tuntutan kerja serta budaya bekerja)

ketidak singkronan antara prespektif dunia akademik dengan kebutuhan lapangan pekerjaan membuat tidak terpenuhi kualifikasi pekerja, sehingga sangatlah wajar jikalau  saat ini banyak kita jumpai sarjana beralih profesi bahkan nganggur.

terkadang apa kita inginkan "idealis namun tak realistis".
hal ini perlu menjadi perhatian yang cukup bagi perkembangan peradaban selanjutnya.
dengan demikian...
wahai pencinta ilmu... janganlah kita berhenti hanya pada ranah wacana saja akan tetapi mari kita realisasikan sebuah wacana demi membangun peradaban yang  yang jauh lebih baik.
realisasikan sebuah wacana...

2 komentar:

  1. mari kawan... jangan pernah berhenti hanya pada ranah wacana saja akan tetapi mari kita realisasikan sebuah wacana tuk bangun peradaban.

    BalasHapus
  2. terlalu berat untuk menggubah diri
    menjadi adimateri yang diinginkan dunia
    berwacana mulai saja tanpa batasan yang jelas
    lalui saja dialektika antara keinginan dan harapan
    sebagaimana diwartakan oleh tetua kita
    yang sering dituturkan dalam liar fikiran
    tetapi itulah yang engkau takutkan
    selama ini kuperhatikan
    endapkan saja visimu...
    untuk berbuat demi modus dan tempus yang menggeliat dirundung malam....

    BalasHapus