Narasi BlogSpot

MEMBACA,MENAMBAH WAWASAN____MENULIS,MEMPERTAJAM ANALISA___DISKUSI,MEMBUKA CAKRAWALA

Kamis, 03 Februari 2011

Arogansi Emosi dibalik Kentalnya Pencitraan Diri

Manusia dihadirkan di bumi dengan seperangkat alat lunak, dimana masing-masing perangkat tersebut memiliki sifat tersendiri. ia lahir dengan karakter yang beragam karena persentase sifat dari perangkat lunak tersebutpun beragam, dan alam memiliki kontribusi dalam mendidiknya.

Microcosmos itupun tumbuh dan saling bersinergi hingga tercipta komunitas sederhana di medan laga. suatu ketika salah satu bagian dari perangkat lunak microcosmos itupun terusik yaitu emosi oleh anggota komunitas yang lain. Kondisi emosipun menjadi labil, dan kondisi ini berpengaruh pada perangkat yang lain bahkan pada microcosmos lain dan ketidakseimbangan kolektifpun tercipta.

Sensibilitas emosi setiap individu sangatlah bersifat subjektif....
suatu ketika di belahan bumi, hadir individu yang cukup memperhatikan eksistensi sebuah citra diri. Individu ini memiliki sensibilitas yang tinggi berkenaan dengan citra diri yang terbentuk. mungkin kasap mata tak terlihat.. karena semua itu dapat terbingkai indah dengan permainan verbalisasi dan politik pencitraan. akan tetapi ketika sedikit sentuhan tentang pencitraan dirinya terusik, arogansi emosi sesaatpun muncul, seakan ia lupa citra yang selama ini ia bangun.

pesan tersirat:
- bumi butuh individu dengan karakter yang terintegritas bukan hanya sebuah citra
- tidak dapat dinafikan manusia hidup butuh citra, tapi bukan semata-mata citra diri
- wahai microcosmos.... mari bersinergi tuk ciptakan keseimbangan macrocosmos.

5 komentar:

  1. mbak naaaa...bahasane tinggi...mohon diberi catatan kecil tuk memahami..:D

    BalasHapus
  2. nana: pie carane? terlalu melangit lepas tulisane...

    BalasHapus
  3. crito cilik: nantilah.... kita obrol ja... klo ketemu... heee
    aceh: mau seimbang?? cari timbangan... hee

    BalasHapus
  4. nana: timbangane sopo? sudah penat aku ditimbang oleh mereka... ada kesalahan dengan otak kiriku, kata mereka, jika dibandingkan dengan nilai otak kanan yang lebih dahulu menyentuh singgasana-Nya...

    BalasHapus
  5. wakakkk..... baca dan praktekkan "braingym"..... haaa

    BalasHapus